Kamis, 24 Mei 2012

Pisang Besar di Pinggir Danau


Pagi belum menjemput, namun aku sudah keluar dari mimpiku, karna aku teringat pesan nenekku “yang mau pergi ke gajah wungkul basok harus bangun pagi! Supaya gak macet! Kalau sudah siang pasti akan macet!” itulah yang dikatakan nenekku dengan suara khasnya
Gajah mungkur adalah waduk yang berada lumayan jauh dari rumah nenekku, tempatnya di monogiri, gajah mungkur juga bisa dijadikan tempat wisata, disana terdapat  banyak permainan air, ada banana buth, jet ski dll
Aku pun  senyum-senyum sendiri membayangkan betapa serunya nanti berlibur bersama keluarga besarku
Sekarang pukul empatt lebih suara adzan sudah terdengar, langsung saja aku mengambil air wudhu dan shalat subuh, berdo’a agar selamat saat perjalanan
Setelah melipat mukena aku membangunkan semua sodara ku yan masih tertidur lelap, lumayan susah membangunkan mereka, aku sedikit kesal, namun akhirnya mereka bangun juga
Pukul tujuh pagi aku disuruh sarapan, sarapan dengan nasi liwet, makanan khas jawa itu sangat menggugah dilidahku, rasanya yang sangat enak iu membuatku selalu ingin memakannya, setelah itu aku menyiapkan pakaian yang akan dipakai di gajahmungku nanti, tidak lupa baju gantinya.
Nenekku sudah siap duluan, beliaupun menyuruh cucunya mandi, akupun langsung melangkah kekamar mandi, nenekku tersenyum melihatku.

Sekarang semua saudaraku sudah mandi, mereka sedang asik berdandan begitu juga aku, aku memakai kurudung robbaniku, aku terlihat cantik di hadapan kaca
Pukul Sembilan sudah di terlihat dijam lama nenekku, semua keluarga besarku sudah menaiki mobil merah miik ayahku, dengan hati senang berangkatlah mobil itu menuju gajah mungkul
“Hari ini aku senang sekali!” gumamku, aku keluar dari mobil merah ayahku melihat betapa indahnya temat gajah mungkul itu, aku dan keluarga besarku berjalan menuju waduk tersebut, disekitar waduk tersebut ada benyak penjual, ada baju-baju, ada yang jualan gantungan khas jawa dan masih banyak lagi, sebelum bermain air, aku dan keluargaku melihat-lihat terlebih dahulu, berfoto-fotoan, makan-makan, setelah itu baru aku dan keluarga besarku bermain air di waduk yang luas tersebut, awalnya aku dan keluarga besarku bermain pasir disisi waduk, lalu aku melihat banana buth di depan mataku, akupun memohon kepada bapakku untuk memperbolehkan aku bermain banana buth, akhirnya bapakku mengizinkannya
Dengan hati yang berbungah-bungah aku duduk di baana buth yang bentuknya seperti balon pisang yang besar bersama saudaraku, aku duduk di depan. Banana buth mulai beraksi.
Setelah selesai memainkan bananabuth aku pun mengganti pakaian ku yng basah, leherku pegal-pegal karna sudah dua kali aku dibanting kedalam air, namun rasa bahagiaku tersebut mengalahkan rasa sakit tersebut
Badanku sekarang sudah kering, aku memasukan pakaian basahku kedalam tas hitamku, aku pun ikut makan dengan keluargaku yang sedang duduk di tikar, tempat yang telah disediakan pedagang makanan untuk makan
Kira-kira, jam duabelas, aku dan keluargaku langsung menuju parkiran, sebelum itu kami belanja-belanja terlebih dahulu, setelah itu baru kami pulang ke rumah nenekku. Pengalaman seru tersebut akan selalu melekat dalam pikiranku     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar