Pagi belum menjemput, namun aku sudah
keluar dari mimpiku, karna aku teringat pesan nenekku “yang mau pergi ke gajah
wungkul basok harus bangun pagi! Supaya gak macet! Kalau sudah siang pasti akan
macet!” itulah yang dikatakan nenekku dengan suara khasnya
Gajah mungkur adalah waduk yang berada
lumayan jauh dari rumah nenekku, tempatnya di monogiri, gajah mungkur juga bisa
dijadikan tempat wisata, disana terdapat
banyak permainan air, ada banana buth, jet ski dll
Aku pun
senyum-senyum sendiri membayangkan betapa serunya nanti berlibur bersama
keluarga besarku
Sekarang pukul empatt lebih suara adzan
sudah terdengar, langsung saja aku mengambil air wudhu dan shalat subuh,
berdo’a agar selamat saat perjalanan
Setelah melipat mukena aku membangunkan
semua sodara ku yan masih tertidur lelap, lumayan susah membangunkan mereka,
aku sedikit kesal, namun akhirnya mereka bangun juga
Pukul tujuh pagi aku disuruh sarapan,
sarapan dengan nasi liwet, makanan khas jawa itu sangat menggugah dilidahku, rasanya
yang sangat enak iu membuatku selalu ingin memakannya, setelah itu aku
menyiapkan pakaian yang akan dipakai di gajahmungku nanti, tidak lupa baju
gantinya.
Nenekku sudah siap duluan, beliaupun
menyuruh cucunya mandi, akupun langsung melangkah kekamar mandi, nenekku
tersenyum melihatku.
Sekarang semua saudaraku sudah mandi,
mereka sedang asik berdandan begitu juga aku, aku memakai kurudung robbaniku,
aku terlihat cantik di hadapan kaca
Pukul Sembilan sudah di terlihat dijam lama
nenekku, semua keluarga besarku sudah menaiki mobil merah miik ayahku, dengan
hati senang berangkatlah mobil itu menuju gajah mungkul
“Hari ini aku senang sekali!” gumamku, aku
keluar dari mobil merah ayahku melihat betapa indahnya temat gajah mungkul itu,
aku dan keluarga besarku berjalan menuju waduk tersebut, disekitar waduk
tersebut ada benyak penjual, ada baju-baju, ada yang jualan gantungan khas jawa
dan masih banyak lagi, sebelum bermain air, aku dan keluargaku melihat-lihat
terlebih dahulu, berfoto-fotoan, makan-makan, setelah itu baru aku dan keluarga
besarku bermain air di waduk yang luas tersebut, awalnya aku dan keluarga
besarku bermain pasir disisi waduk, lalu aku melihat banana buth di depan
mataku, akupun memohon kepada bapakku untuk memperbolehkan aku bermain banana
buth, akhirnya bapakku mengizinkannya
Dengan hati yang berbungah-bungah aku duduk
di baana buth yang bentuknya seperti balon pisang yang besar bersama saudaraku,
aku duduk di depan. Banana buth mulai beraksi.
Setelah selesai memainkan bananabuth aku
pun mengganti pakaian ku yng basah, leherku pegal-pegal karna sudah dua kali
aku dibanting kedalam air, namun rasa bahagiaku tersebut mengalahkan rasa sakit
tersebut
Badanku sekarang sudah kering, aku
memasukan pakaian basahku kedalam tas hitamku, aku pun ikut makan dengan
keluargaku yang sedang duduk di tikar, tempat yang telah disediakan pedagang
makanan untuk makan
Kira-kira, jam duabelas, aku dan keluargaku
langsung menuju parkiran, sebelum itu kami belanja-belanja terlebih dahulu,
setelah itu baru kami pulang ke rumah nenekku. Pengalaman seru tersebut akan
selalu melekat dalam pikiranku

Tidak ada komentar:
Posting Komentar